Blitar- Kelas Professional Unggas (KPU) adalah salah satu kelas unggulan yang dimiliki Prodi Peternakan UMM. Kelas ini didesain untuk menjawab permintaan Industri yang mengharapkan lulusan sarjana peternakan siap bekerja di dunia industri perunggasan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada semester 6 mahasiswa KPU akan belajar selama 6 bulan di Industri mitra Prodi Peternakan UMM. Mereka akan dididik dan diasuh langsung oleh pihak industri, sehingga mereka akan terbiasa dan tangguh dengan dunia industri. Salah satu upaya untuk mendidik mereka tentang dunia industri adalah dengan diadakannya pelatihan manajemen krisis bisnis ayam ras petelur. Acara ini dilakukan di Rumah Makan Joglo Jatinom Blitar pada hari selasa (28/12). Sigit Prasetyo, SE. selaku salah satu owner PT Jatinom Indah Farm (JIF) berperan sebagai instruktur dalam kegiatan tersebut. Sebanyak 20 mahasiswa KPU yang sedang menyelesaikan studinya di PT JIF berperan sebagai peserta. Selain itu, dalam kegiatan ini juga dihadiri perwakilan Dosen Peternakan UMM sebagai team pengampu KPU dan supervisor farm PT JIF yang berperan sebagai PIC dari masing-masing peserta KPU selama di farm.
‘Pada kondisi krisis jangan gengsi untuk menjual aset demi menyelamatkan usaha’ kata anak pertama pendiri PT JIF Sigit Prasetyo. Pelatihan dilakukan dengan sistem student center learning. Peserta diberikan beberapa contoh kasus krisis yang pernah terjadi di Indonesia mulai tahun 1960-an hingga yang terjadi pada tahun 2020-2021 belakangan ini. Salah satu owner PT JIF ini mengarahkan peserta untuk memahahi apa yang sedang terjadi pada saat krisis tersebut dan bagaimana cara untuk mengatasinya. Diantara peserta KPU tergugah dan bertanya tentang bagaimana PT JIF selaku salah satu perusahaan yang bergerak dibidang ayam petelur mengatasi permasalahan harga telur yang sempat turun hampir 3 bulan beberapa hari silam. Lelaki setengah baya itu dengan tenang menjawab bahwa ‘dalam berbisnis kita harus mampu mengukur nafasnya sendiri-sediri’. Jangan pernah gengsi dalam berbisnis. Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa PT JIF melakukan strategi 5 jari untuk mengatasi krisis tersebut. Dua diantara strategi tersebut adalah afkir segera ayam petelur yang sudah mendekati masa afkir dan juga ayam petelur yang masih berumur di bawah 3 bulan.
Pelatihan ini berjalan lancar hingga selesai dengan waktu kurang lebih 2 jam. Peserta terlihat antusias dalam mengikuti acara tersebut. Terdapat beberapa diskusi antara peserta dan instruktur selama proses pelatihan. Di akhir acara, CEO PT JIF ini memberikan arahan kepada peserta untuk mengupayakan selalu ada hal baru dalam setiap waktu yang dilalui. (ASI)