JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Tjeppy D Soedjana mengatakan anggaran Direktorat Jenderal Peternakan tahun 2011 meningkat tajam dari Rp 900 miliar menjadi Rp 2,2 triliun. Peningkatan anggaran yang besar harus didukung kinerja yang lebih baik.
Hal itu diungkapkan Tjeppy, Kamis (30/9/2010) di Jakarta usai seminar bertema Peluang dan Tantangan Investasi Peternakan Sapi dalam Rangka Swasembada Daging Sapi 2014.
Tjeppy menegaskan, dengan alokasi anggaran besar sampai Rp 2,2 triliun, Direktorat Jenderal Peternakan yang dia pimpin tidak bisa bekerja biasa-biasa saja. "Semua jajaran Ditjen Peternakan harus berpikir secara progresif, menggunakan kiat-kiat bekerja secara efektif dan tidak bisa menunda pekerjaan," katanya.
Bila dana besar tetapi kinerja biasa-biasa saja, secara keseluruhan akan berdampak terhadap kinerja Kementerian Pertanian. Tjeppy mengatakan, anggaran Ditjen Peternakan sebesar Rp 2,2 triliun, jauh melebihi anggaran tahun ini yang hanya Rp 900 miliar.
"Bahkan dalam salah satu program yang dirancang Ditjen Peternakan, ada program penyelamatan sapi betina produktif dengan alokasi anggaran Rp 700 miliar. Ini jumlah yang sangat besar, karena setara dengan anggaran Ditjen tiga tahun lalu," katanya.
Tantangan Ditjen Peternakan saat ini memang berat. Karena mereka harus mampu mencapai target swasembada daging sapi. Swasembada daging sapi tidak hanya target Direktorat tetapi juga target Kementerian Pertanian.
Selain untuk keperluan penyelamatan sapi betina produktif, anggaran juga dialokasikan untuk peningkatan produktivitas sapi. Juga untuk pelaksanaan program lain seperti inseminasi buatan. Dan secara keseluruhan untuk mencapai target swasembada daging sapi 2014.
Tiap tahun setidaknya sekitar 200.000 ekor sapi betina produktif dipotong untuk konsumsi. Padahal sapi betina produktif ibarat pabrik yang menghasilkan anak sapi setiap tahun. Dengan dipotongnya sapi betina produktif, populasi sapi akan turun. saat ini populasi sapi sekitar 12 juta ekor.
Indonesia belum mampu memas ok kebutuhan sapi untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. Tahun 2009 impor daging sapi menurut data Kementerian Pertanian 74.000 ton. Adapun Data Bea dan Cukai Kementerian Keuangan untuk impor daging sapi mencapai 110.000 ton.