Eksplorasi Potensi Silase Limbah Kentang Dan Ubi Jalar Dari Proses Pembuatan Bioetanol Sebagai Sumber Bahan Pakan Ruminansia

Selasa, 07 Februari 2012 09:40 WIB

Eksplorasi Potensi Silase Limbah Kentang Dan Ubi Jalar Dari Proses Pembuatan Bioetanol Sebagai Sumber Bahan Pakan Ruminansia

 

 Prof. DR. Ir. Wahyu Widodo, MP dan Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes




ABSTRAK

 

Produksi bioetanol dipastikan akan semakin meningkat di masa mendatang di banyak negara di seluruh dunia. Biomasa limbah bioetanol diprediksi juga akan meningkat tajam mengikuti volume produksi etanol. Semua limbah pembuatan bioetanol termasuk limbah kentang (LK) dan limbah ubi jalar (LU) diduga kaya akan bahan-bahan bernilai nutrisi. Kandungan  nutrisi LK dan LU membuat kedua bahan tersebut memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan pembuatan silase pakan, namun informasi mengenai keduanya belumlah ada.

 

 Kentang (Solanum tuberosum), ubi jalar (Ipomoea batatas L), dan limbahnya dalam pembuatan bioetanol dikoleksi dari proses pembuatan bioetanol skala kecil di laboratorium. Limbah gila bit (LGB) ditambahkan dalam proses pembuatan silase untuk meningkatkan kandungan bahan kering. Jagung digunakan sebagai bahan tambahan dan silase pembanding. Ransum komplit (complete feed/CF) disusun atas 40% biomassa limbah bioetanol, 30% konsentrat, 20% GB, dan 10% jerami dan mengandung 50% moisture, 14% crude protein (CP) dan 70% total digestible nutrient (TDN). Bakteri asam laktat (BAL) Chikuso-1 (Lactobacillus plantarum) digunakan sebagai inokulan. Fermentasi bahan dilakukan selama 60 hari, untuk kemudian di analisis komposisi kimia, komposisi mikroba, dan kualitas fermentasi. Analisis statistik menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa LK dan LU limbah pembuatan ethanol memiliki potensi mikroba dan nutrisi sebagai bahan baku fermentasi silase. Kandungan CP, EE, ADF, NDF meningkat beberapa kali dibandingkan bahan segarnya. Sebaliknya OM, Oa, dan OCC cenderung turun. Kualitas fermentasi silase LK dan LU dengan inokulan Chikuso-1 secara umum meningkat sangat nyata (P < 0.01) dibandingkan kontrol baik pada inkubasi 30 maupun 60 hari. Penambahan jagung ke dalam fermentasi LK dan LU dapat meningkatkan kualitas silase, sebaliknya penambahan LGB justru menurunkan kualitas silase LK dan LU. CF berbasis LK dan LU dapat dibuat silase menggunakan inokulan Chikuso-1 dengan hasil baik.

         Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa LK dan LU sisa pembuatan ethanol keduanya dapat digunakan dengan baik sebagai silase dan memiliki potensi sebagai sumber pakan ruminansia.

 

 

 

 


 

Shared: