Formulasi Bahan Pakan Jagung Tiruan (Artificial corn) Berbasis Ubi Kayu (Manihot esculenta) dan Pengujiannya terhadap Performans Ayam Pedaging

Selasa, 07 Februari 2012 09:31 WIB


Formulasi Bahan Pakan Jagung Tiruan (Artificial corn) Berbasis Ubi Kayu (Manihot esculenta) dan Pengujiannya terhadap Performans Ayam Pedaging

 


Dr. Ir. Aris Winaya, M.M, M.Si.
dan Muchammad Sobri, S.Pt. M.P.

 

Abstraks

 

Keberhasilan suatu usaha peternakan sangat ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya : bibit, pakan, dan manajemen pemeliharaan. Salah satu faktor penting dalam usaha peternakan adalah pakan, karena kualitas dan kuantitas pakan berpengaruh terhadap produksi ternak, serta umumnya biaya pakan ternak menghabiskan rata-rata 60 sampai 70 persen dari total biaya produksi. Penggunaan jagung sebagai bahan pakan ternak unggas (feed) dapat mencapai 40 hingga 60 % (rata-rata 50 %). Namun, karena harga jagung yang cenderung naik, maka kebutuhan teknologi pengolahan pakan untuk model substitusi bagi bahan pakan asal jagung ini dianggap sangat menguntungkan secara ekonomi. Faktor lain, negara produsen jagung cenderung mengolah terlebih dahulu menjadi produk olahan daripada menjual butiran jagung sehingga berakibat pula pada kelangkaan jagung atau krisis jagung saat ini. Industri pengolahan jagung banyak mengolah menjadi bahan pangan (food), seperti pati jagung (corn strach), minyak jagung (corn oil), sirup glukosa,  sirup maltosa dan maltodextrine. Sedangkan hasil sampingannya untuk pakan ternak (feed) bermutu tinggi,  yaitu corn gluten meal, corn gluten feed, dan corn germ meal.

Dari latarbelakang tersebut, perlu dicarikan alternatif (pengganti) atau manipulasi/formulasi dari beberapa  bahan   pakan yang nantinya nilai nutriennya mirip atau sama dengan jagung atau yang disebut dengan jagung tiruan (artificial corn). Sedangkan untuk mempercepat dan mempertinggi keakuratan evaluasi nilai nutritif jagung tiruan pada penelitian ini digunakan  metode pemisahan urin dan feses dengan teknik fistulasi dan kanulasi.  Penggunaan metode ini diharapkan hasil dapat diketahui dan diterapkan  peternak secara cepat untuk menanggulangi krisis jagung.

            Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah uji perbandingan kualitas jagung dan jagung tiruan (kecernaan bahan kering, bahan organik dan protein). Untuk mendukung percepatan evaluasi hasil dan keakuratan data digunakan  metode fistulasi dan kanulasi pada Broiler jantan dewasa. Karena, pada unggas antara feses dan urin (asam urat) masih bercampur yang disebut eksreta, sehingga sulit untuk mengevaluasi nilai nutriennya antara hasil kecernaan dan hasil metabolisme (contoh, bercampurnya N (Protein Kasar) pada ekskreta, maka sulit diketahui nilai Protein Kasar (N) feses dan Protein Kasar Urin (asam urat) (N). Jadi, metode ini dilaksanakan untuk memisahkan antara  feses dan urin (asam urat ) yang masih bercampur. Melalui cara ini maka urin dan feses benar-benar terpisahkan sehingga nilai nutriennya / kecernaan dapat diperoleh dengan tepat (tidak semu). Pada penelitian ini diujikan beberapa level perbandingan terbaik jagung tiruan dibandingkan jagung asli terhadap kecernaan bahan organik, bahan kering dan protein pada Broiler melalui metode fistulasi dan kanulasi. Metode penelitian adalah percobaan dengan 5 perlakuan perbandingan jagung dan jagung tiruan, yaitu 0 : 100, 25 : 75, 50:50, 75:25 dan 100 : 0 %, setiap perlakuan terdiri dari 2 ekor broiler dan setiap perlakuan diulang 5 kali. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).

     Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh (P < 0.05) terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik dan kecernaan protein kasar.  Masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang tampilan produksi pada unggas lain, misal pada ayam petelur terhadap pertumbuhan maupun periode layer.

 

 

Kata kunci :  Kecernaan,   Bahan Kering, Bahan Organik, Protein Kasar,  Fistula-Kanulasi, Jagung Tiruan, Broiler.

Shared: