Di damping oleh Ir.Asmah Hidayati, MP dan Drs. Budiono, MSi selaku mitra ketika bertemu saat studi lanjut di New Zealand, Adi Sucipto memberikan pemaparan terkait pengalamanya bekerja di industri sapi perah. Menurutnya banyak perbedaan peternakan sapi perah Indonesia dan New Zealand di antaranya:
No |
Indonesia |
New Zealand |
1. |
Populasi perorangan 3-20 ekor |
Populasi perorangan 500-1500 ekor |
2 |
Ternak sapi perah di kandangkan |
Ternak Sapi perah di gembalakan |
3 |
Nilai gizi hijauan lebih rendah ( rumput gajah, rumput raja, dll) |
Nilai gizi hijauan lebih tinggi (alfalfa), hay, dll |
4 |
Peralatan semi modern |
Peralatan modern |
5 |
Tenaga kerja kurang efisien ( 1 orang menagani 7-10 ekor) |
Tenaga kerja efisien (1 orang menangani 380-400 ekor. |
6 |
Pemerahan menggunakan tangan |
Pemerahan menggunakan mesin |
Adi sucipto juga menambahkan syarat untuk bisa bekerja di New Zealand selain skill, harus mampu mengggunakan bahasa inggris secara aktif, di samping itu kepercayaan juga sangat dibutuhkan.
Drh. Imbang Dwi Rahayau M.Kes, selaku ketua Jurusan Peternakan berharap dengan adanya kuliah tamu ini dapat menambah wawasan mahasiswa peternakan bidang ilmu ternak perah. (khozin/rezki)