Pemerintah Lebih Suka Impor Daging Ketimbang Genjot Produksi

Rabu, 26 Januari 2011 09:23 WIB

Jakarta - Pemerintah dinilai lebih suka ambil jalan pintas lewat impor ketimbang meningkatkan produksi dalam negeri. Hal ini juga terjadi untuk komoditas daging sapi yang masih diimpor.

Ketua Bidang Peternakan Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Nyoman Suparta mengatakan, pemerintah belum serius untuk melangkah menuju swasembada daging di 2014.

Berdasarkan evalusasi kinerja Kementerian Pertanian di 2010, produksi daging sapi dan kerbau mencapai 0,45 juta ton atau meningkat 13,3 % dibanding 2009. Sedangkan di 2011, ditargetkan sebesar 0,439 juta ton atau mengalami penurunan.

"Kita punya lahan yang luas, masyarakat (SDM) juga banyak. Kita harus memproduksi daging sapi sebesar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, berdasarkan data yang saya peroleh, di 2010 pemerintah mengimpor sapi 600 ekor dan 200 ribu ton daging sapi. Hal ini sangat kontadiktif untuk meningkatkan pendapatan petani," ungkapnya di kantor HKTI, Ragunan, Jakarta, Kamis (13/1/2011). 

Ia juga menambahkan banyak keluhan dari petani di daerah yang mengaku kesulitan untuk menjual sapinya ke pasar, dan juga harga sapi yang relatif rendah. Harga rendah tersebut dikarenakan adanya permainan harga di tingkat pedagang.

"Permainan harga selain di tingkat pedagang juga di tingkat pemotong. Pemotong sapi di Jakarta sering tidak konsisten dalam pembayaran sapi yang sudah dipotong atau sering terlambat membayar. Akibatnya pedagang yang merasa tidak mendapat harga yang pantas akan menekan peternak," imbuh Nyoman.


Sumber : detik.com
http://www.detikfinance.com/read/2011/01/13/192517/1546155/4/pemerintah-lebih-suka-impor-daging-ketimbang-genjot-produksi





Diungkapkan pula dengan adanya disparitas harga tersebut akan menyebabkan peternak semakin terpuruk. Nyoman memberikan contoh ia pernah menemukan kasus disparitas harga sebesar Rp 12 ribu per kg, dengan rincian harga daging sapi di tingkat peternak adalah Rp 18 ribu per kg, sedangkan di tingkat pedagang adalah Rp 30 ribu per kg.

"Hal-hal semacam ini yang justru membuat peternak tidak untung," pungkasnya.

Untuk menuju swasembada daging pada 2014 nanti, dilakukan upaya-upaya khusus untuk meningkatkan produksi daging, di antaranya adalah melalui penyelamatan sapi betina produktif, peningkatan Inseminasi Buatan (IB), pemberian pakan yang bermutu, serta penanganan penyakit hewan.

Shared: