Apa yang ada dalam benak kita ketika mendengar emas? Pasti yang terbayang adalah perhiasan berwarna kuning keemasan yang akhir-akhir ini tembus diatas Rp.500.000,-/gram. Tentu hal yang lumrah ketika emas kian hari kian naik karena gudang emas Freeport terus berkurang diangkut ke luar negeri. Sekedar untuk mengingatkan kita bahwa emas merupakan unsur kimia dengan jadwal berkala mempunyai simbol Au, bernomor atom 79. Artinya, emas mempunyai 79 proton pada intinya dan dengan masa atom 196,967. Emas merupakan unsur kimia yang tidak terbarukan, artinya suatu saat emas dalam perut bumi akan habis.
Oleh karena itu kami menawarkan beberapa emas lain yang dapat diproduksi dan diolah serta terbarukan, emas yang dimaksud adalah produk-produk peternakan yang peluang pasarnya cukup luas, dan kami yakin bahwa kebutuhan akan sumber gizi hewani tidak akan pupus.
1. Emas Putih
Emas putih, itulah yang digambarkan dari hasil produksi susu ternak perah terutama sapi perah. Menurut sumber, konsumsi susu di Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan tumbuh 8% mencapai 885 ribu ton dibandingkan tahun lalu 820 ribu ton. Pertumbuhan konsumsi susu dipicu kenaikan jumlah penduduk dan tumbuhnya kesadaran masyarakat perihal manfaat susu bagi kesehatan. Variasi minuman susu oleh produsen dalam berbagai bentuk seperti susu siap minum ikut mendorong kenaikan konsumsi. Sayangnya kita belum bisa berbangga hati atas kenaikan konsumsi susu tersebut, karena meskipun menunjukkan indikasi kenaikan, konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu, 7,7 liter/kapita/tahun atau setara dengan 19 gram/hari atau sekitar 1/10 konsumsi susu di dunia.
Selama ini produksi susu nasional masih rendah, sehingga belum bisa mencukupi kebutuhan Industri Pengolahan Susu (IPS) di dalam negeri. Menteri Pertanian Suswono mengatakan realisasi produksi susu nasional tahun 2010 sekitar 690.000 ton. Dari jumlah itu, sekitar 95% masuk ke IPS. Sayangnya, jumlah produksi ini hanya mampu memenuhi sekitar 25% dari total kebutuhan IPS. Berarti 75 % produksi susu harus impor untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan susu. Dengan demikian peluang produksi susu/ternak perah sungguh luar biasa, artinya kita tidak perlu takut produksi susunya tidak laku, karena pangsa pasar masih terbuka lebar
2. Emas Merah
Yang di maksud emas merah adalah daging yang merupakan sumber protein hewani. Sekadar untuk diketahui bahwa Kementerian Pertanian menurunkan kuota impor sapi tahun 2012 hampir 17 persen dibandingkan tahun 2011. Kekhawatiran bahwa harga daging sapi akan melambung dan peternak lokal sulit memenuhi permintaan sudah terbantahkan. Pasalnya, pemangkasan impor telah mendorong reaksi positif peternak dan mendukung tumbuhnya industri daging sapi dalam negeri.
Data awal sesuai cetak biru Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian menunjukkan, populasi sapi potong di 2010 mencapai 12,81 juta ekor, kemudian tahun 2011 mencapai 13,21 juta ekor, ternyata hasil PSPK 2011 realitasnya mencapai 14,82 juta ekor. Untuk sapi perah tahun 2010 sebanyak 0,58 juta ekor, pada 2011 mencapai 0,60 juta ekor sesuai dengan data hasil PSPK 2011. Oleh karena itu peluang untuk bisnis pedaging sungguh menggiaurkan, tinggal bagaimana manajemen usaha diterapkan.
3. Emas Hijau
Kotoron ternak merupakan emas hijau yang berpotensi sebagai income. Pemanfaatan kotoran ternak sudah banyak yang mengembangkan diantaranya digunakan sebagai biogas, bioarang dan pupuk organik. Dengan pemanfaatan ini berarti kita telah ikut serta dalam mengurangi pemanasan global/global warming
a. Biogas
Biogas adalah gas yang sifatnya mudah terbakar dan berasal dari proses penguraian bahan organik secara anaerobic (tanpa udara) oleh bakteri/mikroorganisme dengan melalui beberapa tahapan proses. Pertama, Hidrolisa, yaitu penguraian senyawa rantai panjang seperti lemak, protein untuk menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Kedua, Asidifikasi, pembentukan senyawa asam. Ketiga, Methanasi/fermentasi, yaitu proses pembentukan gas methane.(Arsana, 2005).
Jika biogas ini dikembangkan oleh peternak (umumnya peternak sapi) dapat menghemat LPG. Karena sifatnya yang mudah terbakar, maka biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti LPG. Jika rumahnya belum dialiri listrik, maka biogas dapat digunakan sebagai lampu penerang. Caranya adalah lampu petromak yang menggunakan minyak tanah dimodifikasi untuk dialiri biogas. Hematnya dobel, selain menghemat LPG juga menghemat minyak tanah.
b. Bioarang
Bioarang merupakan kotoran ternak yang diproses sedemikian rupa sehingga terbentuk arang. Biorang ini dapat dimanfaatkan untuk memasak pengganti kayu bakar. Jika bioarang ini dikembangkan, kami yakin penebangan kayu yang tidak terkendali akan berkurang.
c. Pupuk Organik
Kualitas pupuk organik semua orang mengamini sebagai zat yang dapat menyuburkan tanah tanpa meninggalkan residu negatif. GAPOKTAN mulai menggalakkan penggunaan pupuk organik sebagai pengganti pupuk konvensional.
oleh; Nurkhozin Aziz,S.Pt
Staff Jurusan Peternakan UMM